UDO GALLERY

Jumat, 28 Juni 2013

Biru


Forum senja ini – saya menemukan satu-dua baris kalimat bernada doa dan harap di bawah narasi saya yang menjemukan, dan saya menangis.
Menangis, bukan karena deretan huruf yang terbaca di selipan jurnal saya ini bermakna selangit atau mengharu biru. Namun inilah titik saya sadari bahwa satu-satunya masa dimana jemari saya mampu bergerak untuk berbagi kedukaan ini, ialah kepada orang lain yang sama sekali tak saya kenal. Bahwa sesak yang (pada akhirnya) meledak ini mungkin takkan pernah ada seandainya saya mampu mengacuhkan rasa segan, bercerita pada mereka sejak awal. Pada orang tua, maupun yang menganggap saya karib kerabat. Dan kini, ketika untuk pertama kalinya saya menerima kata-kata yang begitu menenangkan hati – saya sadar bahwa saya cukup mengenal segelintir orang yang mungkin dapat memberikan hal yang serupa, lebih dari sekedar kata-kata.
Tapi, ya, saya dan ego saya memilih untuk tak meminta semua itu. Hanya kepada orang ini saya berkeluh lewat pena, dan semua lewat begitu saja.

Bagaimanapun, Kak, terima kasih banyak.